Minggu, 11 Maret 2012

Contextual Teaching and Learning (CTL)



Permasalahan terbesar yang dihadapi para peserta didik sekarang (siswa) adalah mereka belum bisa menghubungkan antara apa yang mereka pelajari dan bagaimana pengetahuan itu akan digunakan. Hal ini dikarenakan cara mereka memperolah informasi dan motivasi diri belum tersentuh oleh metode yang betul-betul bisa membantu mereka. Para siswa kesulitan untuk memahami konsep-konsep akademis (seperti konsep-konsep matematika, fisika, atau biologi), karena metode mengajar yang selama ini digunakan oleh pendidik (guru) hanya terbatas pada metode ceramah. Di sini lain tentunya siswa tahu apa yang mereka pelajari saat ini akan sangat berguna bagi kehidupan mereka di masa datang, yaitu saat mereka bermasyarakat ataupun saat di tempat kerja kelak. Oleh karena itu diperlukan suatu metode yang benar-benar bisa memberi jawaban dari masalah ini. Salah satu metode yang bisa lebih memberdayakan siswa adalah pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning / CTL)

Definisi Pembelajaran Kontekstual (CTL)
Apa yang dimaksud dengan pembelajaran kontekstual tidak ada sebuah definisi atau pengertian tunggal. Setiap pakar dan komunitas pakar memberikan definisi beragam. Namun mereka bersepakat bahwa hakekat pembelajaran kontekstual adalah sebuah sistem yang mendorong pembelajar untuk membangun keterkaitan, independensi, relasi-relasi penuh makna antara apa yang dipelajari dengan realitas, lingkungan personal, sosial dan kultural yang terjadi sekarang ini (Moh.ImamFarisi,2005).

Definisi Pembelajaran Kontekstual atau CTL menurut para ahli. Ada tiga ahli pendidikan yang kami ambil untuk mendefinisikan pembelajaran kontekstual ini (CTL). Definisi tersebut antara lain.
Elaine B. Johnson
Contextual Teaching and Learning (CTL) atau disebut secara lengkap dengan Sistem Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah sebuah proses pendidikan yang bertujuan menolong para siswa melihat makna didalam materi akademik yang mereka pelajari dengan cara menghubungkan subjek-subjek akademik dengan konteks dalam kehidupan keseharian mereka, yaitu dengan konteks keadaan pribadi, sosial, dan budaya mereka.
Dengan pengertian tentang pembelajaran kontekstual diatas, diperlukan usaha dan strategi pengajaran yang tepat, sehingga dapat dicapai tujuan untuk mengantarkan guru dan murid dalam sebuah pendidikan yang kontekstual. Untuk mencapai tujuan ini, sistem pembelajaran kontekstual mempunyai delapan komponen utama.
Komponen pembelajaran kontekstual tersebut adalah sebagai berikut:
1. membuat keterkaitan-keterkaitan yang bermakna,
2. melakukan pekerjaan yang berarti,
3. melakukan pembelajaran yang diatur sendiri,
4. melakukan kerja sama,
5. berpikir kritis dan kreatif,
6. membantu individu untuk tumbuh dan berkembang (konstruktivisme),
7. mencapai standar yang tinggi,
8. dan menggunakan penilaian autentik.
Akhmad Sudrajat
Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan suatu proses pendidikan yang holistik dan bertujuan memotivasi siswa untuk memahami makna materi pelajaran yang dipelajarinya dengan mengkaitkan materi tersebut dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial, dan kultural) sehingga siswa memiliki pengetahuan/ keterampilan yang secara fleksibel dapat diterapkan (ditransfer) dari satu permasalahan /konteks ke permasalahan/ konteks lainnya.

Diknas
Contextual Teaching and Learning adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan perencanaan dalam kehidupan mereka sehari-hari.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar pada saat guru menghadirkan dunia nyata ke dalam kelas dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari, sementara siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan dari konteks yang terbatas, sedikit demi sedikit, dan dari proses mengonstruksi sendiri, sebagai bekal untuk memecahkan masalah dalam kehidupannya sehari-hari.

Karakteristik Pembelajaran Kontekstual
Menurut Johnson ada delapan komponen utama dalam pembelajaran kontekstual

1. Melakukan hubungan bermakna (making meaningful connection).
Siswa dapat mengatur diri sendiri sebagai orang yang belajar secara aktif dalam mengembangkan minatnya secara individual, orang yang dapat bekerja sendiri atau kelompok, dan orang yang dapat belajar sambil berbuat (learning by doing).

2. Melakukan kegiatan-kegiatan yang signifikan ( doing significant work).
Siswa melakukan pekerjaan yang signifikan: ada tujuan, ada urusannya dengan orang lain, ada hubungannya dengan penentuan pilihan, dan ada produknya atau hasil yang sifatnya nyata.

3. Belajar yang diatur sendiri (self-regulated learning)
Siswa membuat hubungan-hubungan antara sekolah dan berbagai konteks yang ada dalam kehidupan nyata sebagai pelaku bisnis dan sebagai anggota masyarakat.

4. Bekerja sama (collaborating)
Siswa dapat bekerja sama. Guru membantu siswa bekerja secara efektif dalam kelompok, membantu mereka memahami bagaimana mereka saling mempengaruhi dan saling bekomunikasi.

5. Berpikir kritis dan kreatif (critical and creative thinking)
Siswa dapat menggunakan tingkat berfikir yang lebih tinggi secara kritis dan kreatif yaitu dapat menganalisis, membuat sintesis, memecahkan masalah, membuat keputusan, dan menggunkan logika dan bukti-bukti.

6. Mengasuh atau memelihara pribadi siswa (nurturing the individual)
Siswa memelihara pribadinya yaitu mengetahui, memberi perhatian, memiliki harapan-harapan yang tinggi, memotivasi dan memperkuat diri sendiri. Siswa menghormati temannya dan orang dewasa. Namun siswa tidak akan berhasil tanpa dukungan orang dewasa.

7. Mencapai standar yang tinggi (reaching high standard)
Siswa mengenal dan mencapai setandar yang tinggi yaitu mengidentifikasi tujuan dan memotifasi siswa untuk mencapainya.

8. Menggunakan penilaian yang autentik (using authentic assesment)
Proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran atau informasi tentang perkembangan pengalaman belajar siswa. Gambaran perkembangan pengalaman siswa perlu diketahui guru setiap saat agar bisa memastikan benar tidaknya proses belajar siswa. Dengan demikian, penilaian authentic diarahkan pada proses mengamati, menganalisa, dan menafsirkan data yang telah terkumpul ketika atau dalam proses pembelajaran siswa berlangsung, bukan hanya pada hasil pembelajaran. Penilaian autentik memberikan kesempatan luas bagi siswa untuk menunjukkan apa yang telah mereka pelajari selama proses belajar-mengajar. Adapun bentuk-bentuk penilaian yang dapat digunakan oleh guru adalah portfolio, tugas kelompok, demonstrasi, dan laporan tertulis.

Portfolio merupakan kumpulan tugas yang dikerjakan siswa dalam konteks belajar di kehidupan sehari-hari. Siswa diharapkan untuk mengerjakan tugas tersebut supaya lebih kreatif. Mereka memperoleh kebebasan dalam belajar. Selain itu, portfolio juga memberikan kesempatan yang lebih luas untuk berkembang serta memotivasi siswa. Penilaian ini tidak perlu mendapatkan penilaian angka, melainkan melihat pada proses siswa sebagai pembelajar aktif. Sebagai contoh, siswa diminta untuk melakukan survey mengenai jenis-jenis pekerjaan di lingkungan rumahnya.

Tugas kelompok dalam pembelajaran kontekstual berbentuk pengerjaan proyek. Kegiatan ini merupakan cara untuk mencapai tujuan akademik sambil mengakomodasi perbedaan gaya belajar, minat, serta bakat dari masing-masing siswa. Isi dari proyek akademik terkait dengan konteks kehidupan nyata, oleh karena itu tugas ini dapat meningkatkan partisipasi siswa. Sebagai contoh, siswa diminta membentuk kelompok proyek untuk menyelidiki penyebab pencemaran sungai di lingkungan siswa.

Dalam penilaian melalui demonstrasi, siswa diminta menampilkan hasil penugasan kepada orang lain mengenai kompetensi yang telah mereka kuasai. Para penonton dapat memberikan evaluasi pertunjukkan siswa. Sebagai contoh, siswa diminta membentuk kelompok untuk membuat naskah drama dan mementaskannya dalam pertunjukan drama.

Read more: http://kafeilmu.com/2011/05/definisi-pembelajaran-kontekstual-ctl.html#ixzz1cz74hsYL
Beberapa ciri pembelajaran kontekstual antara lain:
1. Siswa secara aktif terlibat dalam proses pembelajaran,
2. Siswa belajar dari teman melalui kerja kelompok, diskusi, dan saling mengoreksi,
3. Pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan nyata dan atau masalah yang disimulasikan,
4. Perilaku dibangun atas kesadaran diri,
5. Keterampilan dikembangkan atas dasar pemahaman,
6. Hadiah untuk perilaku baik adalah kepuasan diri,
7. Siswa mengunakan kemampuan berpikir kritis, terlibat penuh dalam mengupayakan terjadinya proses pembelajaran efektif, ikut bertanggungjawab atas terjadinya pembelajaran yang efektif, dan membawa skemata masing-masing ke dalam proses pembelajaran.

Berkaitan dengan peran guru, agar proses pengajaran kontekstual dapat lebih efektif kaitannya dengan pembelajaran siswa, guru diharuskan merencanakan, mengimplementasikan, merefleksikan dan menyempurnakan pembelajaran. Untuk keperluan itu, guru harus melaksanakan beberapa hal sebagai berikut :
1. Mengkaji konsep atau teori yang akan dipelajari oleh siswa.
2. Memahami latar belakang dan pengalaman hidup siswa melalui proses pengkajian secara seksama.
3. Mempelajari lingkungan sekolah dan tempat tinggal siswa, selanjutnya memilih dan mengkaitkannya dengan konsep atau teori yang akan dibahas dalam proses pembelajaran kontekstual.
4. Merancang pengajaran dengan mengkaitkan konsep atau teori yang dipelajari dengan mempertimbangkan pengalaman yang dimiliki siswa dan lingkungan kehidupan mereka.
5. Melaksanakan pengajaran dengan selalu mendorong siswa untuk mengkaitkan apa yang sedang dipelajari dengan pengetahuan/pengalaman yang telah dimiliki sebelumnya dan mengkaitkan apa yang dipelajarinya dengan fenomena kehidupan sehari-hari. Selanjutnya siswa didorong untuk membangun kesimpulan yang merupakan pemahaman siswa terhadap konsep/ teori yang sedang dipelajarinya
6. Melakukan penilaian terhadap pemahaman siswa. Hasil penilaian tersebut dijadikan sebagai bahan refleksi terhadap rancangan pembelajaran dan pelaksanaannya.

Penerapan CTL dalam pembelajaran
Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan ketrampilan baru. Lakukan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua toipik. Kembangkan sifat keingin tahuan siswa dengan cara bertanya. Ciptakan masyarakat belajar (belajar dalam kelompok-kelompok). Hadirkan model sebagai contoh dalam pembelajaran. Lakukan refleksi pada akhir pertemuan. Lakukan penilaian otentik yang betul-betul menunjukkan kemampuan siswa.

Kelebihan & Kekurangan Contextual Teaching and Learning

Kelebihan
1. Pembelajaran menjadi lebih bermakna dan riil. Artinya siswa dituntut untuk dapat menangkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah dengan kehidupan nyata. Hal ini sangat penting, sebab dengan dapat mengorelasikan materi yang ditemukan dengan kehidupan nyata, bukan saja bagi siswa materi itu akan berfungsi secara fungsional, akan tetapi materi yang dipelajarinya akan tertanam erat dalam memori siswa, sihingga tidak akan mudah dilupakan.

2. Pembelajaran lebih produktif dan mampu menumbuhkan penguatan konsep kepada siswa karena metode pembelajaran CTL menganut aliran konstruktivisme, dimana seorang siswa dituntun untuk menemukan pengetahuannya sendiri. Melalui landasan filosofis konstruktivisme siswa diharapkan belajar melalui ”mengalami” bukan ”menghafal”.

Kelemahan
1. Guru lebih intensif dalam membimbing. Karena dalam metode CTL. Guru tidak lagi berperan sebagai pusat informasi. Tugas guru adalah mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk menemukan pengetahuan dan ketrampilan yang baru bagi siswa. Siswa dipandang sebagai individu yang sedang berkembang. Kemampuan belajar seseorang akan dipengaruhi oleh tingkat perkembangan dan keluasan pengalaman yang dimilikinya. Dengan demikian, peran guru bukanlah sebagai instruktur atau ” penguasa ” yang memaksa kehendak melainkan guru adalah pembimbing siswa agar mereka dapat belajar sesuai dengan tahap perkembangannya.

2. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau menerapkan
sendiri ide–ide dan mengajak siswa agar dengan menyadari dan dengan sadar menggunakan strategi–strategi mereka sendiri untuk belajar. Namun dalam konteks ini tentunya guru memerlukan perhatian dan bimbingan yang ekstra terhadap siswa agar tujuan pembelajaran sesuai dengan apa yang diterapkan semula.

Sumber: http://sheilajrina.wordpress.com/2011/11/19/pembelajaran-kontekstual-contextual-teaching-and-learning-ctl/

Selasa, 28 Februari 2012

CONTOH MENULIS CV

CURRICULUM VITAE


Identitas

Nama : Salahuddin, S.Pd, M.Ed
Tempat/Tgl Lahir : Bima, 14 Desember 1974
Alamat : Gang Kenari no. 29 A, RT/RW 02/01
Kel. Manggemaci- Kec. Mpunda
Kota Bima
Nomor Telepon : (0374) 44...
Hp. O85238275....



Pendidikan

S2 (Master) : 2007-2008 pada Faculty of Education Flinders
University, Australia

S1: 1992-1996 pada Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Program Studi Bahasa Ingris-
Universitas Mataram

SMA : 1989-1992 pada SMAN 1 Kota Bima
SMP : 1986-1989 pada SMPN 1 Kota Bima
SD : 1980-1986 pada SDN no. 2 Penana’E

Beasiswa/Penghargaan

1. 2008 Councellor’s Letter of Commendations dari Flinders University- Australia tahun 2008.

2. Certificate of Appreciation dari MIIAS (Masyarakat Islam Indonesia Australia) sebagai koordinator MIIAS-AIA Sport Tournament di Australia tahun 2008.

3. Beasiswa S2 APS (Australian Partnership Scholarship) dari Pemerintah Australia tahun 2007-2008.

4. Beasiswa PPA (Peningkatan Prestasi Akademik) dari Universitas Mataram tahun 1994-1996.
5. Juara I pada Lomba Inovasi Pembelajaran Guru tingkat Provinsi NTB tahun 2006.

6. Penghargaan dari Bupati Bima sebagai Guru Berinovasi Tingkat Nasional tahun 2006.

Penataran, Pelatihan & Seminar

Tingkat Internasional
1. The Introductory Academic Program for International Students pada Flinders University, Australia tahun 2007

2. Graduate Students Seminar and Workshop pada Flinders University, Australia tahun 2007

Tingkat Nasional
1. Seminar Nasional Lingkungan Hidup tahun 2009.
2. Workshop novasi Pembelajaran Tingkat Nasional Tahun 2006.
3.Pelatihan Bahasa (English for Academic Purposes) selama 9 bulan di Bali tahun 2006.

Tingkat Provinsi
1.Pelatihan ToT MGMP Bahasa Inggris tahun 2005.
2.Pendidikan dan Pelatihan Tindak Lanjut Hasil Uji Kompetennsi Guru SMP tahun 2005.
3.Pelatihan Guru Sekolah Jauh tahun 1999.
4.Penataran IMTAQ tahun 1999.

Tingkat Kabupaten
1. Diklat PTK bagi Guru SMP/MTS Tingkat Kabupaten Bima tahun 2005.
2. Diklat MGMP Tahun 2004.
3. Workshop KBK dan SKS tahun 2004.
4. Diklat Peningkatan Profesionalisme Guru tahun 2002.
5. MGMP Bahasa Inggris tahun 1999.

Pengalaman Mengajar

1997- Sekarang : Mengajar sebagai Guru Tetap pada SMPN 2 Wera- Kabupaten Bima.
2009- Sekarang : Mengajar sebagai Dosen Tidak Tetap pada STKIP Bima dan STKIP Taman Siswa Bima.
1994-1996 : Mengajar sebagai Guru Tidak Tetap pada Madrasah Aliyah Blencong-
Gunung Sari, Lombok Barat.

Pengalaman Organisasi
MGMP Bahasa Inggris SMP Kab. Bima 2011-2013 Sebagai Ketua
MIIAS (Perhimpunan Mahasiswa Islam Indonesia Australia Selatan) tahun 2007-2008
PGRI (Persatuan Guru Republik Indonesia) tahun 1997- Sekarang.
IPQAH (Ikatan Pembaca Al-Qur’an dan Hafidz) Kecamatan Wera tahun 2004- Sekarang.
MAPALA (Mahasiswa Pencinta Alam) FKIP UNRAM tahun 1994-1996.
HMPS (Himpunan Mahasiswa Program Studi) Bahasa Inggris tahun 1995-1996.
HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) tahun 1994-1996.



Bima, 03 Maret 2012

Yang Membuat,



Salahuddin, S.Pd, M.Ed.

CONTOH SOAL BAHASA INGGRIS

Choose the suitable word to complete the paragraph!

Life in the countryside is more relaxed than in the city. You can wake up in the morning and have a nice ......(8). You can live on farm. You can be a farmer. You do not have to run out your house and ....(9) to get on the bus. You do not have to fight to get on a ....(10) bus for an hour.


8. A. breakfast
B. lunch
C. dinner
D. Supper
9. A. call
B. order
C. queue
D. cancel
10. A. slow
B. fast
C. empty
D. crowded

Choose the suitable word to complete the paragraph!

An Indonesian businessman Zainuddin, a director of company in Central Jakarta travels to work everyday in a helicopter. He ........(11). To drive to work from his home in Bogor. One day he had a bad accident not to drive a car again. He..............(12). The helicopter and quickly learned to...........(13). It. Now he gets to work in twenty minutes.

11. A. uses
B. used
C. is using
D. will use

12. A. is buying
B. will buy
C. bought
D. buys

13. A. fly
B. flew
C. is flying
D. will fly



14. Lidya : There is not any sugar left, Ratna.
We need ... to make cakes.
Ratna : Okay, I will buy it then. Do we need eggs too?.
Lidya : No we don’t.
A. many
B. a lot
C. a few
D. any

15. Librarian : Stop talking, please!
You disturb other visitors.
Students : ........ We didn’t mean it.
A. we are sorry
B. we are disappointed
C. we are happy
D. we are pleased

16. Next week I.......... to Bali to visit my uncle.
A. go
B. went
C. have gone
D. will go
17. I ........... now. So please do not disturb me
A. studied
B. study
C. am studying
D. have studied

18. Two day ago, we ..... our new teacher
A. meet
B. met
C. are meeting
D. will meet

19. Edy : Can you take my umbrella, please?
Dian : There are four umbrellas here. ....... yours?
A. What
B. Which
C. What sort
D. Where

20. Putri : ...... are you, Alfi?
Alfi : I’m 18 years old
A. How old
B. How tall
C. How big
D. How heavy

21. Tourist A : Mataram is a lovely city, ....
Tourist B : Well, but I prefer Kota Bima.
A. is it?
B. does it?
C. isn’t it?
D. doesn’t it

22. Jasman : Where are you going next holiday?
Darwis : ...yet, but I might go to Adelaide. It is a big city in South Australia.
A. I don’t doubt
B. I am ready
C. I’m not sure
D. I don’t believe

23.
Cinema Numbers of audience
May June July
Nusantara 8,706 9,576 7,343
Metropolitan 9,851 7,869 7,013
Plaza 7,686 8,067 78,76
Atrium 6,182 9,141 8,763

How many people have seen the fils at Atrium in three months?
A. 24, 086
B. 24,733
C. 25,625
D. 26,243

24.
Hotel Prices
(per person, per night)

Grand Hotel $ 110

Royal Hotel $ 95

Flinders Hotel $ 75

Europe Hotel $ 75


From the table above we know that..
A. Royal Hotel is the most expensive
B. Grand Hotel is as the cheapest
C. Europe Hotel is as expensive as Royal Hotel
D. Flinders Hotel is as cheap as Europe Hotel

25. A: ……. The lion is dangerous.
B: Thank you.
A. Don’t move!
B. Watch out!
C. Take care!
D. Look out!

26. Rina : Look! The baby zebra cannot find its food.
Anto : It doesn’t know the danger in its surrounding …….
Rina : I think so.

A. too
B. so
C. either
D. neither
27. Hafifi : What do you think of Ronaldo?
Habib : He is…..confident but also strong.
A. nor
B. both
C. rather
D. not only
28. Dian : I am sorry, I did come last night …..I went to the doctor
Yanti : That’s fine.
A. because
B. so
C. however
D. though
29. A : Can I borrow your …., please. I need to look up words I don’t know.
B : Sure, here you are.
A. book
B. dictionary
C. novel
D. magazine
30. Mr. Ahmad is a…….. He delivers letters every day.
A. dentist
B. teacher
C. postman
D. librarian
31. A : Can I help you?
B : Yes, would like to save my money
The above conversation likely takes place at..
A. school
B. bank
C. shop
D. restaurant
32. If a person is sick, he/she should see a….
A. nurse
B. midwive
C. dentist
D. doctor
33. The animal which has a very long neck is
A. elephant
B. giraffe
C. cow
D. buffalo
34. The following are categorized as wild animals, except..
A. lion
B. tiger
C. wolf
D. cat
35. A badminton player would need a …….
A. whisle
B. bet
C. racket
D. basket
36. A : Could you …….., please. It is very hot in this room.
B : Yes, sure.
A. turn on the television
B. close the door
C. open the windows
D. turn off the air conditioned

DAFTAR MAKANAN SEHARI--HARI

1.Nasi : Makanan ini sudah sesuai dengan susunan makanan bergizi seimbang karena nasi adalah makanan pokok. Didalam nasi terdapat karbohidrat sebagai bahan bakar yang akan menghasilkan panas dan tenaga.

2.Daging : Makanan ini sudah sesuai dengan susunan makanan bergizi seimbang karena daging tergolong lauk pauk. Daging merupakan sumber protein yang berfungsi untuk membangun sel-sel baru bagi pembangunan jaringan-jaringan sel baru.

3.Kacang Panjang : Makanan ini sudah sesuai dengan susunan makanan bergizi seimbang karena kacang panjang adalah jenis sayuran yang banyak mengandung berbagia macam vitamin yang berfungsi sebagai zat pengatur untuk menjaga tubuh agar tetap sehat dan mencegah timbulnya penyakit.

4.Pisang : Makanan ini sudah sesuai dengan susunan makanan bergizi seimbang karena pisang merupakan jenis buah-buahan yang mengandung banyak vitamin.

5.Susu : Susu merupakan pelengkap karena didalam susu terdapat zat gizi yang paling lengkap.

Karangan “ JIKA TUMBUHAN HIJAU TIDAK ADA”

By PUTRI R.

Aku harus bersyukur atas pemberian Tuhan akan pemandangan hijau yang aku lihat setiap hari mulai aku bangun tidur sampai malam menjelang. Semuanya menyejukkan hatiku dan terbesit dalam hatiku bahwa aku akan menjaga pembebrian Tuhan tersebut dengan terus merawat tanaman yang ada di sekitarku agar aku selalu bisa menikmati indahnya pemandangan yang nan hijau. Aku tidak bisa membayangkan kenyataan sebaliknya, jika tumbuhan hijau tidak ada.


Maka kegersangan adalah sesuatu yang pasti akan terjadi. Semuanya menjadi sangat panas karena tidak ada lagi yang melindungi halaman-halaman rumah kita dari cahaya langsung matahari. Di siang hari, debu-debu berterbangan yang akan membuat banyak manusia terjangkit penyakit seperti asma. Tanah menjadi gersang yang hanya dipenuhi pasir dan debu serta bebatuan. Manusiapun banyak yang akan kelaparan karena sudah tidak ada lagi sumber air untuk baik bercocok tanam maupun untuk minum. Sungguh keadaan yang akan sanagat mengerikan bila tumbuhan hijau tidak ada. Oleh sebab itu aku berjanji bahwa aku akan menjaga lingkunganku tetap hijau seperti halnya anak-anak di Australia yang pernah aku lihat yang sangat peduli menjaga lingkungannya.

ALAT-ALAT YANG MENGANDUNG MAGNET

By Putri R.





1.
Gunting jahit
Menarik jarum jatuh


2.
Pengunci kotak tas
Menutup tas dengan rapat


3.
Obeng
Menarik jarum jatuh


4.
Dynamo kipas angin
Memutar kipas angina


5.
Alarm pengaman mobil
Menyalakan rlarm mobil

BENDA-BENDA YANG MENGGUNAKAN PRISIP MIRING, KATROL, DAN RODA

Oleh Putri Rahmatillah (SDN 11 KOTA BIMA)

No Nama Alat Jenis Pesawat Keterangan

1. Kerekan tiang bendera: Katrol : Tergolong katrol tetap

2. Obeng : Bidang Miring : Tergolong prinsip baji

3. Kursi roda: Roda: Tergolong katrol tetap

4. Kerekan timba air sumur: Katrol : Tergolong katrol tetap
5. Pisau : Bidang Miring : Tergolong prinsip baji

6. Alas lemari es: Roda: Tergolong katrol tetap

7. kapak : Bidang Miring : Tergolong prinsip baji